Episode 3
Story: Impossible Is Nothing (Child Devil) Author:Nickolas Rahardian words:6276 Update time:2020-08-02 07:25:21
Sesampainya di ruang rawat, lekas ia menyampaikan kabar bahagia tersebut kepada sang istri. Sontak tersirat senyum merekah dari bibir sang istri mendengar pernyataan tersebut. Tak lupa jua kalimat syukur selalu mereka panjatkan atas kabar bahagia itu.
Arvin sangat bahagia, terlebih lagi Airha selaku yang mengandungnya, mereka sepakat untuk hari-hari kedepannya mereka harus antusias dalam menjaga kesehatan diri khususnya Airha selama masa kehamilan.
Namun kasus kehamilan yang Airha alami ini sungguh berbeda dari kehamilan pada umumnya, sebab selama Airha mengandung, segala hal yang ada pada dirinya menjadi berbalik dari biasanya khususnya pola makan.
Yang mana seharusnya dalam masa kehamilan calon ibu harus mendapatkan gizi seimbang yakni asupan zat besi dan protein yang didapat dari makanan berjenis hewani berupa daging, ikan dan sejenisnya, Airha tidak bisa memakan semua itu.
Alhasil ia mendapatkan gizi untuk calon bayi hanya bersumber dari protein nabati saja, nyaris tidak memakan jenis makanan yang bersumber dari hewani maupun keturunannya seperti telur, susu, keju, dan lain-lain.
Ya, kini Airha mendadak menjadi seorang Vegan.
***
Selama proses kehamilan, Almira menjadi peran penting disela-sela kesibukannya dalam mengurus usaha toko kosmetik milik sang kakak, ia selalu hadir ke rumah Airha untuk menemaninya dan menyiapkan makanan untuknya, selama Arvin sedang sibuk bekerja.
Bagaimana tidak? Sebab selama masa kehamilan, daya tahan tubuh Airha terus melemah yang membuat semua anggota keluarga khawatir.
"Kamu belum ada rencana memiliki momongan juga Mir?" Tanya Airha.
"Santai dulu aja kak, toh Adikmu yang imut ini masih cukup muda, lagipula kami sudah sepakat tidak ingin terburu-buru kok" Jawabnya tersenyum hangat sembari membuat susu kedelai lekas memberikannya kepada Airha kala ia sudah selesai.
"Nih, minumlah" Ucapnya.
"Hum, terimakasih Mir, tapi … saran kakak, kamu jangan menunda-nunda dalam hal ini, kamu udah lihat sendiri contohnya seperti kakak kan?" Lanjut Airha seraya mengaduk susu tersebut lekas meminumnya.
"Iya kak aku tau kok, tapi … bukankah suatu ucapan itu adalah do'a ya .. kok kakak tega si?" Lanjut Almira manja.
"Cih, kamu ini sudah menikah masih aja berpolah manja begini" Sahut Airha.
"Hehehe, kan karna aku sayang kakak .. " Lanjutnya seraya memeluk Airha.
"Duh, iya, iya … tapi apa kamu gak malu sama keponakan kamu ini hah? Dia ngomel-ngomel tuh didalam, mendengar tantenya udah gede masih manja begini." Lanjut Airha mencandainya.
"Hilih ... Bodo' amat .. hei dedek, selama kamu belum keluar, Mama kamu masih milik tante weeek" Lanjut celotehan Almira seraya mendekat ke perut sang kakak.
"Cih, dasar konyol." Lirik Airha tersenyum hangat melihat polah konyol sang adik.
Almira pun tertawa-tawa seperti biasanya.
Ya, Airha dan Almira sudah yatim piatu dari mereka masih kecil, maka tidak heran jika Airha selaku kakak kini menjadi pengganti sebagai Ayah maupun ibu untuk Almira. Hubungan mereka sangatlah baik tidak pernah terjadi pertengkaran yang signifikan hingga sekarang mereka sama-sama sudah memiliki rumahtangga masing-masing, Almira masih saja berpolah seperti saat masih kecil yakni Manja kepada kakaknya.
***
Next
Waktu sangat begitu cepat berlalu, hari yang dinanti-nantikan akhirnya datang yakni hari bahagia menyambut kehadiran generasi penerus mereka yang belum diketahui berjenis kelamin apa, sebab 9 bulan lamanya dalam masa kehamilan, mereka semua sepakat untuk tidak melakukan USG.
Ya, mereka sengaja tidak melakukannya semata-mata hanya untuk menjadi suatu kejutan bagi mereka antara Putra maupun putri kelak yang akan hadir.
Vernan dan Almira selaku menjadi adik sibuk mengurus segalanya kala hendak menjelang proses persalinan, terlebih lagi Arvin selaku menjadi suami.
"Tenangkan dirimu Vin, berdo'alah kepada Tuhan supaya dilancarkan segalanya" Saran Vernan kala melihat Arvin sibuk berjalan mondar-mandir di ruang tunggu selama proses persalinan sedang berlangsung.
Arvin masih saja sibuk mondar-mandir sembari mengusap-usap kedua telapak tangan yang pertanda bahwa ia sedang sangat cemas sehingga tidak mendengar kala Vernan tengah berbicara kepadanya.
Tidak selang waktu lama, Dokter keluar dari ruang persalinan langsung menemui mereka.
"Selamat pak, Putri anda terlahir dengan selamat dan sangat sempurna" Ucapnya seraya mengulurkan tangan hendak berjabat.
"Puji Tuhan … Vin, selamat untukmu dan kak Airha akhirnya kalian berhasil menjadi orangtua" Ucap Vernan tampak gembira.
Arvin tak kuasa menahan air mata sebab ia benar-benar sangat bahagia, hingga lisan pun tidak mampu untuk berkata-kata. Disusul oleh Almira langsung beranjak ke dalam ruang perawatan Airha.
Almira sempat merasa heran, sebab tidak ada suara tangisan dari bayi tersebut sewaktu dilahirkan. Namun, ia pun langsung melepaskan rasa heran itu tanpa terpikir yang tidak-tidak, sebab rasa itu sudah terkalahkan oleh rasa bahagia.
"Kakak … " ia tampak berkaca-kaca.
Airha pun membalas senyum bahagia seraya menerima pelukan hangat dari sang adik. Disusul oleh Arvin dan Vernan masuk kedalam ruang tersebut usai mereka sedikit berbincang dengan dokter tadi.
Arvin pun langsung memeluk sang istri lekas menyambut kehadiran sang buah hati yang berada di samping Airha.
"Adu du du .. cantiknya anak papa … emph .. sama cantiknya seperti mama-nya" Lirihnya berbicara sendiri sembari menimang-nimang bayi tersebut serta melirik ke arah sang istri.
"Hum .. hum .. lantas siapakah nama ponakanku ini bang?" Sambung Almira datang mendekat ke bayi tersebut yang masih di timang oleh Arvin.
"Em … baiklah akan saya berikan nama dia Veyka Terrence, bagiamana Ma ..?" Ucapnya menoleh ke arah Airha maupun ke arah Almira dan Vernan.
"Em," Sahut Airha tersenyum bahagia pertanda menyetujuinya.
"Veyka .. wah sungguh nama yang sangat indah dan cantik, Bang." Sahut Almira lekas menyetil lembut hidung bayi tersebut merasa gemas.
"Uluh uluh .. gemasnya tantemu ini padamu Nak," Sambung Vernan menyusul hendak melihat bayi itu lebih dekat.
Namun, begitu ia mendekat nan melihat bagian mata bayi tersebut, ia reflek langsung menutup matanya dendiri dengan kecepatan penuh.
Seep!
'Oh Tuhan, sinar apa ini' Batin Vernan.
Sontak membuat perhatian seluruh yang berada disana termasuk suster yang masih berada di ruangan tersebut mengarah kepadanya.
"Ada apa, Pa?" Tanya Almira heran.
"Ah, tidak ada apa-apa Ma, nyamuk menganggu mata, nih. Hehe" Ucapnya mengalihkan topik pembicaraan.
Ya, Vernan sedikit memiliki energi kebatinan namun tidak pernah diasah. Ia reflek saat melihat mata dari bayi tersebut. Yakni terpancar cahaya biru dari mata bayi itu sungguh menyilaukan mata.
Namun, ia langsung mengalihkan topik pembicaraan sebab diantara Arvin, Airha maupun Almira selaku istrinya sendiri tidak ada yang mengetahui bahwa ia memiliki sedikit kemampuan tersebut.
Vernan filling bahwa ada keganjilan dibalik kelahiran bayi tersebut, yang mana pasti akan menjadi sebuah misteri di kemudian hari.
Tetapi untuk sementara ini apapun yang sedang ia pikirkan mengenai hal tersebut, pastilah ia hilangkan sejenak, mengingat kakak iparnya sedang dalam suasana bahagia ia pun enggan jika berkata-kata yang bisa saja merusak suasana bahagia ini, Pikirnya.
Namun … apakah yang Vernan pikirkan itu benar bahwa ada misteri dibalik kelahiran bayi tersebut?
Simak kisah selengkapnya pada episode-episode mendatang. Terimakasih.